Peneliti Dunia Melirik
Banda Aceh, (Magazine Daily QQ). Kalangan peneliti dunia mulai melirik hasil penemuan Balai Arkeologi (Balar) Medan, yang menemukan kerangka manusia dan gajah di Loyang Mendale, Aceh Tengah yang diperkirakan sudah berusia 7.500 tahun.
Penemuan terungkap setelah arkeolog Balar Medan, Dr Ketut Wiradyana dan kawan-kawan melakukan penelitian di Loyang (Goa) di sekitar Danau Laut Tawar tersebut. Ini juga menunjukkan kalau manusia sudah menetap di wilayah tersebut sejak 8.430 tahun silam.
Arkeolog Balai Arkeologi Sumatera Utara, Dr Ketut Wiradnyana mengungkapkan, rencananya pekan depan atau 26 Februari, para ilmuwan dari Universtas Kophenhagen, Denmark akan melakukan penelitian DNA atas temuan kerangka manusia purbakala tersebut.
“Mereka datang atas keinginan sendiri tanpa ada undangan sama sekali. Ini menunjukkan dunia mulai melirik hasil temuan kita di Loyang Mendale dan sekitarnya,” ujar Ketut kepada Analisa via telepon selular, Minggu (19/2).
Ketut bersama tim Balar Medan yang saat ini sedang berada di Takengon menambahkan, ketertarikan para ilmuan dariUniversitas Kophenhagen itu setelah melihat laporan yang dimuat di jurnal internasional tentang hasil penelitian.
“Ke depan, peradaban Gayo secara khusus dan Indonesia secara umum, berdasarkan hasil temuan ini bisa jadi referensi dunia,” ujar Ketut.
Sebelumnya, Universitas California Santa Cruz juga sudah melakukan penelitian atau tes DNA (deoxyribonucleic acid-red) dengan sampel tulang gigi manusia pra sejarah Loyang Mendale dan Ujung Karang.
“Memang tes DNA sudah dilakukan oleh Lembaga Eikjman Jakarta dan sudah ada hasilnya, di antaranya DNA Urang Gayo sama dengan Batak, namun ada beberapa data lagi yang ingin kita dapatkan dan pihak Eikjman meminta bantuan ke California,” terangnya.
Kecewa
Tetapi di sisi lain, Ketut menyampaikan rasa kekecewaannya karena lokasi penemuan asal-muasal nenek moyang orang Gayo itu kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun provinsi. Bahkan hingga saat ini statusnya tidak jelas.
Lebih menyedihkan lagi, lokasi temuan kerangka manusia purbakala itu yang bisa dijadikan objek wisata sejarah itu, justru dibiarkan kotor dan terkesan tidak terawat sama sekali.
“Saya rasa, ini harus menjadi perhatian pemerintah baru di Aceh dan Aceh Tengah,” ujar Ketut sambil menambahkan, jika lokasinyabenar-benar dikelola, pasti bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Aceh Tengah.
Dikatakan, pemerintah daerah harus bisa memperjuangkan lokasi temuan ini sebagai wilayah budaya atau situs. Dengan demikian, bukan saja menjadi objek wisata, namun juga dapat menjadi objek penelitian masyarakat dunia.
Di Gayo, secara umum berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan Balar Medan, sudah ada kehidupan di Loyang Mendale sejak 7.500 tahun lalu. Saat ini, dari hasil analisis terbaru, dapat dipastikan lebih tua lagi, yakni 8.430 tahun lalu sudah ada aktivitas manusia di Loyang.
“Informasi yang saya terima dari Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), jika sampel berupa tulang kaki gajah yang ditemukan di sini berusia 8.430 tahun,” ujar Ketut sambil menambahkan, dari analisa Batan, gajah dikomsumsi manusia saat itu selain hewan lain dan tumbuhan-tumbuhan.
Direncanakan, padaMaret 2017 nanti pihaknya akan melakukan kegiatan yang bertajuk; “Rumah Peradaban Gayo” guna memperkenalkan hasil penelitian bagi para pelajar dan mahasiswa. Kegiatan berupa penelitian, FGD, sarasehan, dan lainnya.
0 Comments
Posting Komentar