MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
KELAS VII
SEJARAH NABI
MUHAMMAD SAW
Disusun Oleh
:
Nama: Andika
Wahyu P
No: 04
Kelas: VII A
SMP N 10
SURAKARTA
TAHUN 2016
SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW DARI LAHIR
HINGGA WAFAT
Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras
dan golongan adalah nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat universal;
tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan duniawi
yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga
urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang buta terhadap
pribadi dan kehidupan beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan
merasakan kebenaran yang dibawanya.
Kelahiran Muhamad SAW
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin
tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa
pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin
menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh
pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal
20 April 571 Masehi
Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang
sangat penting dan terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena
tradisinya ataupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang
ramai menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah
di tengah kota, Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360
berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan
makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas
kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di
Mekah pada hari senin, tanggal 9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan
tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah.
Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan
Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota Mekah untuk
menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April
tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman
Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Pasha.
Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu
kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang
jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat
yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang
kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab
dari bani Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan
yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.
Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi
Muhammad dapat ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan
tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap
dan semua nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan
umat mereka masing-masing bahwa mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad
SAW nanti.
Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian
dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan
hikmah Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada
padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”.
Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang
demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu
saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.
·
Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya
Aminah dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya
beliau disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah
selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini
terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
Baca Juga : Kaum Laki-laki Kejarlah Jodohmu Untuk mendapatkan yang Terbaik
Baca Juga : Kaum Laki-laki Kejarlah Jodohmu Untuk mendapatkan yang Terbaik
Masa Kanak-kanak Rosullallah
Tidak lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW
diserahkan kepada Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah
menyusui Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep
menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW
selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang wanita badui dari Suku Bani
Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan
tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar. Pada usia lima tahun, nabi
dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab ibunya.
Sejumlah hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah
dan keluarganya banyak dianugrahi nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW
kecil hidup dibawah asuhannya. Halimah menyayangi baginda rasul seperti
menyayangi anak sendiri, penuh kasih saying dan cinta, namun karena banyak
kejadian yang luar biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang tidak baik
sehingga dikembalikanlah Rasul SAW Kepada keluarga beliau.
Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana
tatkala asik bermain-main dengan teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira
saat ayah-ayah mereka pulang, namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui
ibunda beliau, seraya berkata wahai ibunda mana ayah? ibunda beliau terharu
tampa jawaban yang pasti, sehingga dalam ketidakmampuan atas jawaban tersebut,
hingga suatu ketika ibunda beliau mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat
ayah beliau dimakamkan.
Sekembalinya dari pencarian Makan suami tercinta ibu
Rasul tercinta jatuh sakit dan meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka
cita yang mendalam dan pulang bersama seorang pembantu nabi.
Sekembalinya pulang sebagai anak yatim piatu maka
beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul muthalib. Namun dua tahun kemudian,
kakeknyapun yang berumur 82 tahun, juga meninggal dunia. Maka pada usia delapan
tahun itu, nabi ada di bawah tanggung jawab pamannya abi thalib.
PadaUsia 8 tahun, seperti kebanyakan anak muda
seumurannya, nabi memelihara kambing di mekkah dan mengembalakan di bukit dan lembah
sekitarnya. Pekerjaan pengembala sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang
yang bijaksana dan perenung seperti Muhammad SAW muda, ketika beliau
memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh tanda-tanda
kekuatan gaib yang tersebar di sekelilingnya.
·
Masa Remaja
Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun,
Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah,
tempat kemudian beliau berjumpa dengan seorang pendeta, yang dalam berbagai
riwayat disebutkan bernama Bahira. Meskipun beliau merupakan satu-satunya nabi
dalam sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa awal kehidupan
Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy
Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat
berharga. Dengan kelembutan, kehalusan budi dan kejujuran beliau maka orang
Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau dengan Al-Amin yang artinya orang
yang dapat dipercaya.
Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda
kecerdasan dan bijaksanya beliau, Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil
yang muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang sedang melakukan renovasi
Ka’bah.
Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak
menempatkan posisi Hajar Aswad di Ka’bah.
Beliau membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan
strategi yang sangat adil dan melegakan hati mereka
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha
sukses dan hidup berkecukupan dari hasil usahanya . Pada usia yang ke-25
tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya
berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada
Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw
Adapun Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang,
Yaitu :
- Khadijah
binti Khuwailid
- Saudah
binti Jam’ah
- Aisyah
Binti Abu Bakar ra
- Hafshah
binti Umar ra
- Hindun
Ummu Salamah binti Abu Umayyah
- Ramlah
Ummu Habibah binti Abu Sofyan
- Zainab
binti jahsyin
- Zainab
binti Khuzaimah
- Maimunah
binti Al-Harts Al-Haliyah
- Juwairiyah
binti Al-Haarits
- Sofiyah
binti Huyay
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah
meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali
Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau,
semuanya mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang
dibawanya.
Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW
masih hidup adalah 2 orang yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan
isteri Nabi yang 9 orang masih hidup saat Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang
tersebut disebut dengan Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka
banyak menolong penyebaran agama islam di kalangan kaum ibu.
Nabi Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki
dan 4 perempuan yaitu :
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Fatimah
- Ummu
Kalsum
- Rukayyah
- Ibrahim
Ibu anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi
Khadijah, kecuali Ibrahim, yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba
perempuan yang dihadiahkan oleh seorang pembesar mesir kepada Nabi SAW,
anak-anak Nabi SAW tersebut Wafat pada saat Nabi SAW masih hidup, kecuali
Fatimah yang wafat beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat beliau
membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa beliau akan berpulang ke hadirat Allah,
dan mendengar itu Fatimah menangis dengan sedih, dan beberapa saat setelah itu
Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah ra, mendengar bisikan yang
kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan bahwa dikabarkan bahwa setelah
Nabi SAW wafat tidak ada orang yang pertama meninggal kecuali Fatimah ra,
sungguh mulia Fatimah tersenyum walau mendengar kabar yang tentang wafat nya
diri beliau, tapi semua tertutup karena cinta yang mendalam kepada sang ayah
tercinta.
Kerasulan Muhammad SAW
·
Awal Kerasulan
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW
terbiasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi
di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Mekah..
Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam
saja, kemudian berhari-hari bertafakur.
Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW
mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba
pada malam itu di gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh
tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat
besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan
yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau
berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau
tidak dapat melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan
penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir
beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu
merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang
pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan,
- Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
- Bacalah,
dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
- Yang
mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
- Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan
mengalaminya. Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW
telah dipilih Allah sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum
diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.
Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah
diangkatnya Muhammad SAW sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab.
Malam terjadinya peristiwa itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan”
(Laylah al-qadar), dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir
bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian,
berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).
Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang
sangat dan merasakan beban emosi yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan
perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun
wahyu yang kedua yang berbunyi :
“Wahai kau yang berselimut! Bangkit
dan berilah peringatan!!
Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu
yang telah, dan kemudian turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam
bentuk suara-suara yang berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya,
wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.
Pengetahuan Kerasulan
Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut
dilaksanakan secara individual, turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah
secara terbuka. Mula-mula beliau mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan
Bani Abdul Muthalib. Beliau mengatakan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak
melihat seorang pun di kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke
tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian.
Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan
saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau mendukung saya
dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.
Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama
merima dakwah nabi yaitu dengan masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa
adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu
Khadijah, dan dari pihak anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan
dari pihak kafir quraisy mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum
Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan
secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman
yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi
Muhammad SAW untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun
kelima kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat
pengungsian.
Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi
hijrah ke Habsyah ini, termasuk membujuk Negus (Raja)
agar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di tengah
meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn
Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat.
Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan
isteri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti
Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya
Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika
Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta
malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan mengendarai Buroq ke
Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk
diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah SWT,
pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil
Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat
Fardlu 5 kali dalam sehari.
Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW
mengalami kesedihan yang
Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan
besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang
dari sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah.
Mereka, yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk
Islam dalam tiga gelombang.
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang
Khazraj menemui Muhammad SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran
Islam dapat mendamaikan permusauhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun
keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan
dua orang ‘Aus serta seorang wanita menemui Muhammad SAW di tempat
bernama Aqabah
Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan
dengan perjanjian “Aqabah Pertama”. Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah
haji yang datang dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib,
mereka meminta Muhammad SAW dan Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke
Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini
dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu
Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima
kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di
rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid.
Inilah mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama
kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan segala urusan
di Mekah
Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu
kedatanganya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi
dan kedua sahabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan
terhadap nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota
Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang
bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan
sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah
dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas
tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa
hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun qamariyah
·
Akhir Masa Kerosulan
Pembentukan Negra Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah),
Nabi Muhammad SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam
sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah,
Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan
masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan,
bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata
lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan
kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala
Negara.
Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin
bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan
musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong
orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan
gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan, mengatur siasat dan
membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dangan dua alasan:
(1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga
keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang
yang menghalang-halanginya.
Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi
peperangan sebagai upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh.
Nabi sendiri, di awal pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar
kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak
diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk.
Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan
dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.
Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku
dari pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan
ketundukan mereka. Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai
pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu
disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud;
peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi
persaudaraan seagama.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke
Madinah. Beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama
Islam. Petugas keagamaan dan para dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah
untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat.
Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat
berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi
Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.
Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Di dalam HR
Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara lain :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
·
Ahmad : yang
paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
·
Al-Mahi (
pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
·
Al-Hasyir
(penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan
beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
·
Al-‘Aqib
(penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
·
Muqaffi
(yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
·
Nabiyyuttaubah
(nabi taubat) : meski beliau sudah ma’shum dalam artian bersih dari dosa, namun
beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali
sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
·
Nabiyyurrahmah
(nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam
peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta
alam.
Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau
sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi
bisa disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.
Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi
saw, Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut:
Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin
Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik
bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar
bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh
al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit
bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh
sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada
sekitar 40 kakek.
Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi
jahiliyah dan tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun
demikian beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau
terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira
pada hari Senin di bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan
Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu
yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang
menemui Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah
menenangkan: “Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah
menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan
kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang
tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana.”
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya
Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang
baru dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada
Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi Musa As.
“Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau
diusir oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian
yang bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan
bahwa beliau keluar dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan
bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt
menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala
mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota
Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul
Awwal tahun 1 Hijriyah.
Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah
ayat-ayat berikut :
– “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang
diperangi karena sesungguhnya mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
– “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang
memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain:
Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas
rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh
dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw
adalah sebagai upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi
apalagi balas dendam. Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27
kali.
Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara
umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi
pekerti yang luhur”
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad
saw dalam menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan
kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun
itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan
bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah
Muhammad saw sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga
putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah
pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10
kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga
beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk
melemparinya dengan batu.
- Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap
nabi Muhammad saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan mereka dengan
azab. Tapi justru sebaliknya: “Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari
keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik
kepada-Nya sedikit pun,” kata beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan
kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya
kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab
dari kaum musyrik penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak
membuatnya dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah
beliau saw memberikan amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.
Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang
sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw
bersabda: “Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun
sebelum saya;
·
diberi
kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak
satu bulan perjalanan,
·
bumi
dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang
mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
·
dihalalkan
untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
·
diberi
syafa’at
·
dahulu nabi
diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
- Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya
adalah orang pertama yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang
paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu
surga” (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu
Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada
hari kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya
orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang memberi
syafaat (kepada ummat manusia).” (HR. Muslim).
Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat
hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab: “Apakah
aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?”
Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.